"dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan." (QS Ad-Dhuha [93] : 4)
Sahabat, pernahkah kau berpikir ketika kau memulai sesuatu kau pasti menemui
suatu kesulitan yang membuatmu sangat khawatir, sangat resah dan mungkin
membuatmu hampir seperti orang depresi. Kau takut akan apa hasil yang akan kau
peroleh setelah kau melakukannya. Dan lebih takut lagi ketika kau mendapatkan
hasil yang sangat mengecewakan bagimu. KEGAGALAN.
Ya, banyak orang menilai bahwa kegagalan di awal merupakan hal yang wajar.
Banyak orang yang terus mencoba berkali-kali namun dia tetap gagal. Bukan lalu
menyerah, melainkan dia terus mencoba semampunya untuk dapat memperoleh sebuah
kata yang disebut KEBERHASILAN. Kejatuhan yang berulang kali, kegagalan yang
berulang kali itu sebenarnya bukanlah tanda dari sebuah kehancuran. Di balik
kegagalan yang berulang kali itu sebenarnya ada sebuah titik, sebuah lubang
kunci yang masih belum menemukan kuncinya. Kegagalan yang berulang kali itu
merupakan sebuah proses pencarian kunci. Ketika kita kembali gagal, maka itu
artinya kita belum menemukan kunci yang sesuai. Dan kita harus terus dan terus
mencari lagi kunci itu selama kita masih bias menghembuskan nafas.
Sahabat, tahukah kalian bahwa kegagalan yang berulang kali pernah dialami
oleh orang-orang sukses yang terkenal di dunia ini?
Saya akan mengambil contoh kisah penulis favorit saya, Joanne Kathleen
Rowling atau lebih dikenal sebagai J.K. Rowling. Bagi penggemar serial remaja
Harry Potter pasti tidak akan asing dengan nama ini. Penulis inspiratif yang
telah mampu menyihir banyak orang melalui karya fiksi yang saya yakin mampu
menghipnotis jutaan bahkan milyaran manusia di bumi ini.
Siapa sangka perempuan yang kini masuk menjadi 10 orang terkaya di dunia
versi majalah Times ini dulunya
bukanlah siapa-siapa. Dia dulunya hanya seorang sekertaris biasa yang menjalani
kehidupannya secara biasa. Sampai akhirnya suatu ketika kereta yang harusnya
membawanya dari Manchester ke London terlambat datang. Selama menunggu kereta,
dia menemukan ide-ide untuk menulis. Dan akhirnya ide tentang Harry Potter
muncul di kepalanya.
Sahabat, jika kalian berpikir bahwa usai Harry Potter seri pertama (Harry
Potter and the Philosopher’s Stone) usai ditulis, karyanya dapat langsung
meledak di pasaran, itu salah besar. Demi menerbitkan tulisannya itu dia harus
rela ditolak beberapa kali. Bahkan karyanya itu dicemooh dan dipandang sebelah
mata. Sampai akhirnya ada sebuah penerbit yang bersedia menerbitkan karyanya
sehingga kita mengenal sebuah tokoh fiksi yang bernama “Harry Potter”.
Sahabat, saya juga sering menemui kegagaalan. Bukan hanya ketika saya
memulai. Namun kegagalan itu saya alami berkali-kali sampai saya pernah
mengalami suatu kondisi yang sangat membuat saya depresi. Namun pada akhirnya
saya sadar dan termotivasi. Saya sadar jika saya hanya duduk diam dan meratapi
kegagalan saya, maka selamanya saya hanya akan menjadi seorang pecundang yang
akan terasingkan dari dunia saya. Di saat teman-teman saya mampu berkarya, saya
hanya akan melihat mereka sambil berkata “andai aku bisa menjadi seperti dia”.
Saya tidak ingin berandai-andai. Saya tidak ingin mimpi saya hanya menjadi
sebuah pengharapan kosong. Saya ingin bangun dengan mimpi saya.
Meskipun sekarang saya belum menjadi orang sukses dan berhasil, tapi
katakanlah sahabat “SAYA YAKIN SUATU HARI NANTI SAYA PASTI BISA MENGGAPAI
KEBERHASILAN”
–
hidup ini adalah sebuah proses yang harus kita lalui dengan ikhlas, kita hadapi
dengan gigih, dan kita taklukkan dengan keyakinan –
Tidak ada komentar:
Posting Komentar