Rabu, 08 Februari 2012

Akhir Itu Lebih Baik Daripada Awal


"dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan." (QS Ad-Dhuha [93] : 4)

Sahabat, pernahkah kau berpikir ketika kau memulai sesuatu kau pasti menemui suatu kesulitan yang membuatmu sangat khawatir, sangat resah dan mungkin membuatmu hampir seperti orang depresi. Kau takut akan apa hasil yang akan kau peroleh setelah kau melakukannya. Dan lebih takut lagi ketika kau mendapatkan hasil yang sangat mengecewakan bagimu. KEGAGALAN.

Ya, banyak orang menilai bahwa kegagalan di awal merupakan hal yang wajar. Banyak orang yang terus mencoba berkali-kali namun dia tetap gagal. Bukan lalu menyerah, melainkan dia terus mencoba semampunya untuk dapat memperoleh sebuah kata yang disebut KEBERHASILAN. Kejatuhan yang berulang kali, kegagalan yang berulang kali itu sebenarnya bukanlah tanda dari sebuah kehancuran. Di balik kegagalan yang berulang kali itu sebenarnya ada sebuah titik, sebuah lubang kunci yang masih belum menemukan kuncinya. Kegagalan yang berulang kali itu merupakan sebuah proses pencarian kunci. Ketika kita kembali gagal, maka itu artinya kita belum menemukan kunci yang sesuai. Dan kita harus terus dan terus mencari lagi kunci itu selama kita masih bias menghembuskan nafas.

Sahabat, tahukah kalian bahwa kegagalan yang berulang kali pernah dialami oleh orang-orang sukses yang terkenal di dunia ini?

Saya akan mengambil contoh kisah penulis favorit saya, Joanne Kathleen Rowling atau lebih dikenal sebagai J.K. Rowling. Bagi penggemar serial remaja Harry Potter pasti tidak akan asing dengan nama ini. Penulis inspiratif yang telah mampu menyihir banyak orang melalui karya fiksi yang saya yakin mampu menghipnotis jutaan bahkan milyaran manusia di bumi ini.

Siapa sangka perempuan yang kini masuk menjadi 10 orang terkaya di dunia versi majalah Times ini dulunya bukanlah siapa-siapa. Dia dulunya hanya seorang sekertaris biasa yang menjalani kehidupannya secara biasa. Sampai akhirnya suatu ketika kereta yang harusnya membawanya dari Manchester ke London terlambat datang. Selama menunggu kereta, dia menemukan ide-ide untuk menulis. Dan akhirnya ide tentang Harry Potter muncul di kepalanya.

Sahabat, jika kalian berpikir bahwa usai Harry Potter seri pertama (Harry Potter and the Philosopher’s Stone) usai ditulis, karyanya dapat langsung meledak di pasaran, itu salah besar. Demi menerbitkan tulisannya itu dia harus rela ditolak beberapa kali. Bahkan karyanya itu dicemooh dan dipandang sebelah mata. Sampai akhirnya ada sebuah penerbit yang bersedia menerbitkan karyanya sehingga kita mengenal sebuah tokoh fiksi yang bernama “Harry Potter”.

Sahabat, saya juga sering menemui kegagaalan. Bukan hanya ketika saya memulai. Namun kegagalan itu saya alami berkali-kali sampai saya pernah mengalami suatu kondisi yang sangat membuat saya depresi. Namun pada akhirnya saya sadar dan termotivasi. Saya sadar jika saya hanya duduk diam dan meratapi kegagalan saya, maka selamanya saya hanya akan menjadi seorang pecundang yang akan terasingkan dari dunia saya. Di saat teman-teman saya mampu berkarya, saya hanya akan melihat mereka sambil berkata “andai aku bisa menjadi seperti dia”.

Saya tidak ingin berandai-andai. Saya tidak ingin mimpi saya hanya menjadi sebuah pengharapan kosong. Saya ingin bangun dengan mimpi saya.

Meskipun sekarang saya belum menjadi orang sukses dan berhasil, tapi katakanlah sahabat “SAYA YAKIN SUATU HARI NANTI SAYA PASTI BISA MENGGAPAI KEBERHASILAN”

– hidup ini adalah sebuah proses yang harus kita lalui dengan ikhlas, kita hadapi dengan gigih, dan kita taklukkan dengan keyakinan –

Tidak ada komentar:

Posting Komentar